"Volume timbulan sampah di wilayah Kabupaten Karawang saat ini sudah mencapai 900 ton per hari. Yang baru terlayani baru sekitar 400 ton. Sisanya sekitar 500 ton belum terlayani karena terkendala kapasitas TPA di Jalupang dan kemampuan jumlah armada,"ungkap Kepala DLHK Karawang, Wawan Setiawan, Senin (27/7).
Wawan menjelaskan, saat ini DLHK hanya memiliki 63 truk pengangkut sampah. Dari jumlah tersebut, sebagian kondisinya membutuhkan perbaikan.
"Permasalahan sampah akan tetap timbul jika tidak dilakukan terobosan dan kerjasama dalam bentuk kesadaran dan peran aktif masyarakat. Dari 2,2 juta jiwa penduduk yang ada di Karawang, 900 ton jumlah sampah dihasilkan. Baru sekitar 400 ton yang terlayani,"jelas Wawan.
Menurut Wawan, pekerjaan besar yang dihadapi oleh pemerintah saat ini perlahan akan dapat dipecahkan. Karenanya, untuk menekan timbunan sampah di TPA, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang berencana akan membangun sekitar 60 tempat pengolahan sampah ramah lingkungan yang berlokasi di areal pemukiman maupun perumahan yang padat penduduk.
"Tahun ini 10 lokasi, Insyaallah tahun berikutnya (2021) akan dibangun 20 lokasi tempat pengolahan sampah ramah lingkungan. Kami mengajak kepada masyarakat untuk berperan aktif menyelesaikan permasalahan sampah dengan pengelolaan dan pengolahan yang ramah lingkungan dengan tujuan diantaranya untuk menekan timbunan sampah di TPA Jalupang, dan menggeser armada truk pengangkut sampah ke wilayah yang sama sekali belum terlayani,"kata Wawan.
Wawan berharap, dengan terbangunnya instalasi tempat pengolahan sampah ramah lingkungan di areal pemukiman dan perumahan bisa memecahkan permasalahan sampah yang selama ini menjadi pekerjaan rumah di wilayah Kabupaten Karawang.
"Kalau gejolak di awal pasti ada. Karena sebagian masyarakat masih banyak yang tabu dengan yang namanya sampah. Kami berharap dengan dibangunnya instalasi tempat pengolahan sampah akan bisa menyelesaikan, memecahkan permasalahan sampah di Karawang,"pungkas Wawan.(Vzay)